Jumat, 04 November 2016

PENGAKUAN SOEHARTO "LANGKA"

4 komentar:

  1. Otobiografi Soeharto: "Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya"
    Inilah buku tentang Soeharto yang dulu sangat dicari orang,
    ketika meninggalnya mantan Presiden Soeharto di th.2008.
    Saat ini, ketika akan diberikan gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto,
    buku ini di cari-cari orang lagi.

    Jika ingin menyelami Soeharto, maka otobiografi Soeharto:
    "Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya" adalah media yang tepat.
    Di buku yang dirilis 1989 inilah Soeharto bicara banyak hal,
    termasuk Surat Perintah 11 Maret (Supersemar).
    Selama ini, banyak kalangan menuduh Supersemar adalah alat Soeharto
    untuk naik ke pentas kekuasaan.

    Dalam otobiografinya, Soeharto yang langsung membubarkan PKI
    begitu mendapatkan Supersemar dari Presiden Soekarno, menjawab tuduhan itu
    di halaman 173:
    "Memang setelah saya umumkan tentang adanya "Supersemar" itu, dipersoalkan orang,
    apakah surat perintah itu hanya satu "instruksi" Presiden kepada saya,
    ataukah satu "pemindahan kekuasan eksekutif yang terbatas?"
    Menurut saya, perintah itu dikeluarkan di saat negara dalam keadaan gawat
    di mana integritas Presiden, ABRI dan rakyat sedang berada dalam bahaya, s
    edangkan keamanan, ketertiban dan pemerintahan berada dalam keadaan berantakan.
    Seperti saya nyatakan di depan Radio dan TVRI di pertengahan Juni 1966,
    saya tidak akan sering menggunakan Surat Perintah 11 Maret tersebut,
    lebih-lebih kalau surat perintah itu belum diperlukan.
    Mata pedang akan menjadi tumpul bila selalu digunakan.

    SOEHARTO, dalam buku otobiografinya yang berjudul Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya, mengaku telah melihat Kolonel Abdul Latief, di RSPAD Gatot Subroto, jam 22.00 WIB, tanggal 30 September 1965.

    Saat itu, Soeharto berada di RSPAD karena anaknya Tomy, sedang dirawat akibat terkena sop panas. Itulah detik-detik sebelum Kolonel Latief melakukan penculikan para jenderal yang dikenal dengan Gerakan 30 September (G 30 S) 1965, pada pukul 04.00 WIB.

    Dalam otobiografinya, Soeharto mengaku tidak tahu peristiwa itu. Sebab, setelah melihat Latief di RSPAD Gatot Subroto, sekitar jam 24.00 WIB, dia langsung pulang ke rumahnya, di Jalan H Agus Salim, lantaran diminta istrinya pulang.

    "Saya disuruh oleh istri saya, cepat pulang ke rumah, karena ingat kepada Mamik, anak perempuan kami yang bungsu. Sesampai di rumah, saya berbaring dan bisa cepat tidur," terang Soeharto, dalam bukunya, halaman 118.

    BalasHapus
  2. SOEHARTO DITAHAN

    Presiden Kedua Republik Indonesia ternyata punya pengalaman buruk soal PKI. Soeharto pernah ditahan pasukan Siliwangi yang anti PKI. Soeharto yang kala itu masih berpangkat Letkol ditahan lantaran diduga anggota PKI.

    Hal ini Soeharto sampaikan dalam buku otobiografinya 'Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya'.

    Menurut Soeharto, saat itu dirinya pergi ke jawa Timur dan bertemu dengan Pak Sungkono dan Kretarto. Saat itu suasana di Solo sedang panas. Saat itu di Solo ada Letkol Suadi, sebagai komandan Resimen di Solo dengan komandan batalionnya Mayor Suharto, lalu ada Mayor Slamet Rijadi, Mayor Sunitioso dan Mayor Sudigdo.

    Tetapi menurut Soeharto, sebagian pasukan Panembakan Senopati itu sudah dipengaruhi PKI. "Itulah yang menyebabkan bentrok dengan pasukan Siliwangi yang sedang hijrah," ujar Soeharto dalam buku tersebut di halaman 51.

    Saat itu Soeharto baru kembali dari Jawa Timur. Saat tiba di jembatan Jurug, Solo, Soeharto lalu ditahan dan dibawa ke pos Pasukan Siliwangi. "Saya dilucuti, senjata saya diambil," beber Soeharto.

    Soeharto lalu dibawa ke Markas kesatuan Pasukan Siliwangi yang berada di Gedung Wali Kota Solo sekarang. Soerhato muda pun lalu diinterogasi oleh pasukan dari Jawa Barat itu.

    Namun kemudian muncul Kolonel Sadikin, panglima Pasukan Siliwangi yang mengenal Soeharto.

    "Lho, mengapa kamu di sini?" tanya Kolonel Sadikin.

    Soeharto pun kemudian menjelaskan duduk perkaranya hingga akhirnya dia ditahan oleh Pasukan Siliwangi. mendengar penjelasan Soeharto, Sadikin lalu menerangkan kepada pasukannya bahwa pria mereka tangkap adalah Letkol Soeharto dari Yogyakarta.

    "Ternyata karena nama saya Soeharto, saya dikira Mayor Suharto dari batalion Solo," ujar Soeharto.

    Setelah dilepaskan, Soeharto lalu meneruskan perjalanan ke Yogyakarta. "Peristiwa inilah yang ditulis orang sekian tahun kemudian. Tetapi peristiwa itu terjadi sebelum meletusnya pemberontakan Madiun," tulis Soeharto.

    BalasHapus
  3. Jasa Jasa Soeharto Sebagai Presiden dan Kontroversinya

    Jika direnungkah banyak jasa-jasa besar yang dilakukan Soeharto untuk pembangunan dan perkembangan Indonesia dimata dunia Internasional, sebagan rakyat yang pernah hidup di zaman Presiden Soeharto menganggap zaman Soeharto merupakan zaman keemasan ndonesia.

    Karena harga-harga kebutuhan pokok yang murah dimasa itu yang berbanding terbalik dengan zaman sekarang ini, pertumbuhan ekonomi yang stabil, Presiden Soeharto berhasil merubah wajah Indonesia yang awalnya menjadi negara pengimpor beras menjadi negara swasembada beras dan turut mensejahterahkan petani. Sektor pembangunan dimasa Presiden Soeharto dianggap paling maju melalui Repelita I sampai Repelita VI.

    Keamanan dan kestabilan negara yang terjamin serta menciptakan kesadaran nasionalisme yang tinggi pada masanya. Di bidang kesehatan, upaya meningkatkan kualitas bayi dan masa depan generasi ini dilakukan melalui program kesehatan di posyandu dan KB, sebuah upaya yang mengintegrasikan antara program pemerintah dengan kemandirian masyarakat.

    Di jamannya, program ini memang sangat populer dan berhasil. Banyak ibu berhasil dan peduli atas kebutuhan balita mereka di saat paling penting dalam periode pertumbuhannya. itulah sekelumit jasa-jasa atau prestasi dari presiden Soeharto meskipun disamping jasa-jasanya tersebut banyak juga kegagalan di pemerintahannya seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di masanya, pembangunan yang tidak merata antara pusat dan daerah sehingga memunculkan kecemburuan dari daerah seperti Papua.

    Dari banyaknya jasa presiden Soeharto tersebut sehingga banyyak yang mengusulkan Soeharto sebagai pahlawan nasional Indonesia. Terlepas dari sejumlah pihak yang masih mempermasalahkan sejumlah kasus hukum Soeharto, fakta di dalam sejarah Indonesia menunjukkan bahwa Soeharto memiliki jasa besar kepada Indonesia.

    “Perjuangan Soeharto untuk Indonesia yang tercatat dalam buku sejarah bangsa ini, antara lain, pada masa revolusi fisik antara 1945 hingga 1949, pascarevolusi fisik antara 1962 hingga 1967 dan masa kepemimpinannya sebagai presiden

    Sosok Soeharto masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Rakyat kecil mengingatnya sebagai pahlawan yang menyediakan bensin murah dan beras yang bisa dijangkau. Mereka yang ketika itu tak bersentuhan dengan politik dan pergerakan, akan langsung mengangguk setuju jika ditanya zaman Soeharto lebih enak.

    BalasHapus
  4. BUKU INI ADALAH PENGAKUAN DARI PAK HARTO SENDIRI...

    DAN BUKU INI BANYAK SEKALI MENJADI REFERENSI SUMBER UNTUK MENGETAHUI, MENGENAL PRESIDENT SOEHARTO LEBIH DALAM...


    bahkan anda bisa mengetahui siapa ayah Kandung dan Ibu Angkat Soeharto..

    BUKU INI LANGKA!

    HARGA BUKU INI HANYA 350 RIBU

    DI BUKU INI ANDA AKAN BANYAK SEKALI MENGETAHUI KEHIDUPAN SOEHARTO, MULAI DARI POLITIK, KELUARGA, UNEK-UNEK, DLL...

    sebab ini PENGAKUAN SOEHARTO SENDIRI TANPA EDITAN... NATURAL ASLI

    HARGA BUKU INI YANG KONDISI MULUS DAN BAGUS 350 RIBU, SEDANGKAN YANG KURANG BAIK HARGANYA 250 RIBU.

    SAYA HANYA ADA 2 SAJA LO..

    TERTARIK???

    HUBUNGIN : 089-999-26-779

    DITUNGGU TELEPONNYA, MINIMAL SMS DEH.

    SIAP KIRIM KE LUAR KOTA

    BalasHapus