PADA masa pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia beruntung mendapat berkat kunjungan Paus. Pada tanggal 3-4 Desember 1970, Paus Paulus VI mengunjungi negara kita. Inilah kunjungan Paus ke Indonesia yang pertama kali dalam sejarah Indonesia dan sejarah Gereja Katolik Indonesia.
Pada waktu itu, Paus Paulus VI mengunjungi Indonesia dalam rangkaian kunjungannya yang cukup panjang (26 November sampai 5 Desember 1970) ke beberapa negara Asia dan Pasifik. Sebelum ke Indonesia, Paus terlebih dahulu mengunjungi Teheran (Iran), Dakk (Pakistan Timur dan kini menjadi Bangladesh), Manila (Filipina) selama 4 hari, ke Samoa Barat (Pasifik), Sydney (Australia) selama 3 hari, lalu ke Papua New Guinea. Sesudah dari Indonesia, Paus Paulus VI lalu melanjutkan kunjungannya ke Hongkong dan Colombo (Sri Lanka).
Kunjungan Paus Paulus VI ke Indonesia pada tahun 1970 itu “hanya” diliput oleh TVRI dalam tayangan hitam-putih. Walau begitu, semua media cetak memberitakan kunjungan bersejarah ini di halaman utamanya. Almarhum Pak Harto dan almarhumah Ibu Tien menerima Paus Paulus VI dengan ramah.
Presiden Soeharto mendapat cindera mata foto Paus Paulus VI dalam bingkai khusus yang ditandatanganinya sendiri. Ibu Tien menerima medali Vatikan dalam kotak beludru berwarna biru. Pada sore hari, Paus Paulus VI memimpin misa di Gereja Katedral Jakarta. Mgr.Leo Soekoto yang baru saja dilantik menjadi Uskup Agung Jakarta, mendampingi Paus.
Gereja Katedral Jakarta tidak bisa menampung umat yang mengikuti misa dengan Paus. Para tokoh umat Katolik seperti almarhum Pak IJ Kasimo, Pak Doeriat, Pak Frans Seda, dan sebagainya nampak duduk di bangku depan mengikuti misa dengan Paus Paulus VI ini.
Di Sala Clementina, Paus Paulus VI mengenang kunjungannya ke Indonesia. Bagi Paus Paulus VI, kunjungan Pak Harto mewakili rakyat dan bangsa Indonesia yang begitu ia sayang dan ia cintai. Dalam pidato penyambutannya, Paus Paulus VI mengatakan bahwa kunjungan Presiden Indonesia adalah : “presentante di un popolo a noi carissimo, com’è quello dell’Indonesia” (mewakili rakyat yang bagi kami begitu kami cintai, seperti rakyat Indonesia ini).
Selanjutnya, tentang peran besar Indonesia bagi perdamaian dunia, kepada Pak Harto, Paus Paulus VI mengatakan : “Sappiamo altresì che l’anelito della pace è caratteristica che tanto onora i popoli della sua nobile Patria, non solo entro i confini dell’ampio Arcipelago, che la compongono, bensì anche oltre di essi, verso l’orizzonte di tutta la tormentata regione del Sud-Est Asiatico. Vogliamo congratularci sinceramente anche per quanto finora si è compiuto, e si sta facendo, per diffondere e confortare il beneficio inestimabile della pace nel mondo”.
(Kami tahu, lebih dari sekedar bangsa yang cinta damai, yang menjadi karakter dan keutamaan negara Anda yang begitu mulia, bangsa Indonesia sudah memperjuangkannya di seluruh kepulauan bahkan di wilayah Asia Tenggara yang begitu bergolak (Sekedar catatan: waktu itu, Perang Vietnam masih berkecamuk). Kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada rakyat dan bangsa Indonesia atas kesetiaan dan pencapaian memperjuangkan perdamaian dunia).
Peghargaan ini diberikan langsung oleh Paus kepada semua Panitia yang terlibat dalam kedatangan Paus ke indonesia tahun 1970 sebagai tanda kenang-kenagan
Gambar depan : Paus Gambar Belakang : monas ada cahaya terang kristus
PADA masa pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia beruntung mendapat berkat kunjungan Paus. Pada tanggal 3-4 Desember 1970, Paus Paulus VI mengunjungi negara kita. Inilah kunjungan Paus ke Indonesia yang pertama kali dalam sejarah Indonesia dan sejarah Gereja Katolik Indonesia.
BalasHapusPada waktu itu, Paus Paulus VI mengunjungi Indonesia dalam rangkaian kunjungannya yang cukup panjang (26 November sampai 5 Desember 1970) ke beberapa negara Asia dan Pasifik. Sebelum ke Indonesia, Paus terlebih dahulu mengunjungi Teheran (Iran), Dakk (Pakistan Timur dan kini menjadi Bangladesh), Manila (Filipina) selama 4 hari, ke Samoa Barat (Pasifik), Sydney (Australia) selama 3 hari, lalu ke Papua New Guinea. Sesudah dari Indonesia, Paus Paulus VI lalu melanjutkan kunjungannya ke Hongkong dan Colombo (Sri Lanka).
Kunjungan Paus Paulus VI ke Indonesia pada tahun 1970 itu “hanya” diliput oleh TVRI dalam tayangan hitam-putih. Walau begitu, semua media cetak memberitakan kunjungan bersejarah ini di halaman utamanya. Almarhum Pak Harto dan almarhumah Ibu Tien menerima Paus Paulus VI dengan ramah.
Presiden Soeharto mendapat cindera mata foto Paus Paulus VI dalam bingkai khusus yang ditandatanganinya sendiri. Ibu Tien menerima medali Vatikan dalam kotak beludru berwarna biru. Pada sore hari, Paus Paulus VI memimpin misa di Gereja Katedral Jakarta. Mgr.Leo Soekoto yang baru saja dilantik menjadi Uskup Agung Jakarta, mendampingi Paus.
Gereja Katedral Jakarta tidak bisa menampung umat yang mengikuti misa dengan Paus. Para tokoh umat Katolik seperti almarhum Pak IJ Kasimo, Pak Doeriat, Pak Frans Seda, dan sebagainya nampak duduk di bangku depan mengikuti misa dengan Paus Paulus VI ini.
Di Sala Clementina, Paus Paulus VI mengenang kunjungannya ke Indonesia. Bagi Paus Paulus VI, kunjungan Pak Harto mewakili rakyat dan bangsa Indonesia yang begitu ia sayang dan ia cintai. Dalam pidato penyambutannya, Paus Paulus VI mengatakan bahwa kunjungan Presiden Indonesia adalah : “presentante di un popolo a noi carissimo, com’è quello dell’Indonesia” (mewakili rakyat yang bagi kami begitu kami cintai, seperti rakyat Indonesia ini).
Selanjutnya, tentang peran besar Indonesia bagi perdamaian dunia, kepada Pak Harto, Paus Paulus VI mengatakan : “Sappiamo altresì che l’anelito della pace è caratteristica che tanto onora i popoli della sua nobile Patria, non solo entro i confini dell’ampio Arcipelago, che la compongono, bensì anche oltre di essi, verso l’orizzonte di tutta la tormentata regione del Sud-Est Asiatico. Vogliamo congratularci sinceramente anche per quanto finora si è compiuto, e si sta facendo, per diffondere e confortare il beneficio inestimabile della pace nel mondo”.
(Kami tahu, lebih dari sekedar bangsa yang cinta damai, yang menjadi karakter dan keutamaan negara Anda yang begitu mulia, bangsa Indonesia sudah memperjuangkannya di seluruh kepulauan bahkan di wilayah Asia Tenggara yang begitu bergolak (Sekedar catatan: waktu itu, Perang Vietnam masih berkecamuk). Kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada rakyat dan bangsa Indonesia atas kesetiaan dan pencapaian memperjuangkan perdamaian dunia).
Peghargaan ini diberikan langsung oleh Paus kepada semua Panitia yang terlibat dalam kedatangan Paus ke indonesia tahun 1970 sebagai tanda kenang-kenagan
Gambar depan : Paus
Gambar Belakang : monas ada cahaya terang kristus
harga hanya 1 juta
Tertarik???
Hubungin: 089-999-26-779
ditunggu teleponnya, minimal sms deh
siap kirim ke luar kota