Tu Di Gong digambarkan sebagai seorang lelaki tua dengan jenggot putih yang panjang, mengenakan topi hitam atau keemasan dan jubah merah atau kuning, yang menegaskan kedudukannya sebagai seorang birokrat. Ia membawa tongkat kayu di tangan kanannya dan batang logam emas di tangan kirinya.[1] Pada masa kuno, jika salah satu penduduk suatu desa berhasil lulus ujian neraga dan menjadi gubernur suatu wilayah, patung Tu Di Gong desa tersebut akan dikenakan topi serta jubah gubernur. Pada masa sekarang, Tu Di Gong dipuja sebagai dewa kekayaan dan rezeki. Para pedagang dan pebisnis akan berdoa kepadanya untuk memberkati pekerjaan mereka. Beliau juga mengusir roh-roh jahat, sehingga masyarakat menempatkan altarnya di rumah.[3]
Tapi ada juga di beberapa tempat yang menampilkan Tu Di dengan pakaian ala Cheng Huang Lao Ye (Dewa Pelindung Kota), dengan wajah putih, berambut dan jenggot hitam. Ada juga yang ditampilkan dengan berpasangan, yaitu Tu Di Gong di sebelah kiri, dan Tu Di Po (Nenek Tu Di) di sebelah kanan. Biasanya beliau selalu menggenggam sebongkah uang emas di tangan kanannya. Tu Di Gong yang dipuja di dalam rumah umumnya tanpa pasangan. Adakalanya sang Dewa Bumi ditemani oleh seekor harimau. Harimau ini biasanya disebut Hu-jiang-jun (Houw Ciang Kun – hokkian), ia dianggap dapat membantu Tu Di mengusir roh-jahat dan menolong rakyat dari malapetaka. Versi lain menyebutkan bahwa dua pengawal setia Tu Di Gong dan Tu Di Po adalah Bai Hu Shen (Hanzi=白虎神; pinyin=bái hǔ shén; lit. Dewa Macan Putih) dan Long Shen (Hanzi=龙神; pinyin=lóng shén; lit. Dewa Naga) yang bertugas melindungi manusia dari gangguan manusia lain.[4]
Seperti Dewa penguasa tanah lainnya, Tu Di Gong mempunyai masa jabatan yang terbatas. Jabatan Tu Di Gong biasanya diduduki oleh orang-orang yang selama hidupnya banyak berbuat kebaikan dan berjasa bagi masayarakat. Setelah meninggal tokoh pujaan rakyat itu lalu diangkat sebagai Tu Di Gong. Sebab itu tiap tempat mempunyai Tu Di Gong tersendiri.
Tu Di Gong digambarkan sebagai seorang lelaki tua dengan jenggot putih yang panjang, mengenakan topi hitam atau keemasan dan jubah merah atau kuning, yang menegaskan kedudukannya sebagai seorang birokrat. Ia membawa tongkat kayu di tangan kanannya dan batang logam emas di tangan kirinya.[1] Pada masa kuno, jika salah satu penduduk suatu desa berhasil lulus ujian neraga dan menjadi gubernur suatu wilayah, patung Tu Di Gong desa tersebut akan dikenakan topi serta jubah gubernur. Pada masa sekarang, Tu Di Gong dipuja sebagai dewa kekayaan dan rezeki. Para pedagang dan pebisnis akan berdoa kepadanya untuk memberkati pekerjaan mereka. Beliau juga mengusir roh-roh jahat, sehingga masyarakat menempatkan altarnya di rumah.[3]
BalasHapusTapi ada juga di beberapa tempat yang menampilkan Tu Di dengan pakaian ala Cheng Huang Lao Ye (Dewa Pelindung Kota), dengan wajah putih, berambut dan jenggot hitam. Ada juga yang ditampilkan dengan berpasangan, yaitu Tu Di Gong di sebelah kiri, dan Tu Di Po (Nenek Tu Di) di sebelah kanan. Biasanya beliau selalu menggenggam sebongkah uang emas di tangan kanannya. Tu Di Gong yang dipuja di dalam rumah umumnya tanpa pasangan. Adakalanya sang Dewa Bumi ditemani oleh seekor harimau. Harimau ini biasanya disebut Hu-jiang-jun (Houw Ciang Kun – hokkian), ia dianggap dapat membantu Tu Di mengusir roh-jahat dan menolong rakyat dari malapetaka. Versi lain menyebutkan bahwa dua pengawal setia Tu Di Gong dan Tu Di Po adalah Bai Hu Shen (Hanzi=白虎神; pinyin=bái hǔ shén; lit. Dewa Macan Putih) dan Long Shen (Hanzi=龙神; pinyin=lóng shén; lit. Dewa Naga) yang bertugas melindungi manusia dari gangguan manusia lain.[4]
Seperti Dewa penguasa tanah lainnya, Tu Di Gong mempunyai masa jabatan yang terbatas. Jabatan Tu Di Gong biasanya diduduki oleh orang-orang yang selama hidupnya banyak berbuat kebaikan dan berjasa bagi masayarakat. Setelah meninggal tokoh pujaan rakyat itu lalu diangkat sebagai Tu Di Gong. Sebab itu tiap tempat mempunyai Tu Di Gong tersendiri.
HARGA BATU INI HANYA 500 RIBU..
TERTARIK???
HUBUNGIN SAYA DI 089-999-26-779
DITUNGGU TELEPONNYA BRO, MINIMAL SMS DEH