profil penulis yang terkenal di jaman penjajahan belanda di indonesia:
Tan Khoen Swie (Hanzi: 陳坤瑞; Pinyin: Chén Kūnruì; 1883/1894–1953) dulu adalah seorang Tionghoa Indonesia yang melalui perusahaannya, Boekhandel Tan Khoen Swie, menerbitkan sejumlah buku dalam bahasa Jawa dan bahasa Melayu.
Lahir di Wonogiri, Tan telah tertarik dengan budaya Jawa sejak kecil, dengan belajar kepada Mas Ngabehi Mangoenwidjaja dari Wonogiri dan belajar di Kasunanan Surakarta. Setelah sempat bekerja di sebuah penerbit Tionghoa di Surakarta, ia pindah ke Kediri dan mendirikan perusahaan penerbitannya sendiri. Hingga ia meninggal, perusahaan tersebut menerbitkan setidaknya 279 karya yang ditulis oleh sejumlah penulis dan membahas berbagai topik. Putranya kemudian mengambil alih Boekhandel Tan Khoen Swie, tetapi perusahaan tersebut tidak dapat bertahan lama.
Sawega menulis bahwa nama Tan tetap sangat terkait dengan sastra populer di Indonesia pada awal abad ke-20. Namun, karena kurangnya dokumentasi mengenai terbitan Tan, pada tahun 2002, Pemerintah Kota Kediri pun membentuk sebuah tim untuk meneliti kehidupan dan karya Tan. Juru bicara dari tim tersebut menyatakan bahwa mereka berniat menjadikan bekas rumah Tan sebagai obyek wisata
ini buku babad yang menceritakan arti Mimpi, Gerhana Matahari, gempa bumi, dll. ditulis tahun 1929 menggunakan bahasa jawa kuno
buku ini sanggat langka sekali, karena selain tua, dicetak juga tidak banyak. buku juga masuk perpustakaan Ugm.
dengan anda membelinya, sama juga anda ikut melestarikan kebudayaan di indonesia
profil penulis yang terkenal di jaman penjajahan belanda di indonesia:
BalasHapusTan Khoen Swie (Hanzi: 陳坤瑞; Pinyin: Chén Kūnruì; 1883/1894–1953) dulu adalah seorang Tionghoa Indonesia yang melalui perusahaannya, Boekhandel Tan Khoen Swie, menerbitkan sejumlah buku dalam bahasa Jawa dan bahasa Melayu.
Lahir di Wonogiri, Tan telah tertarik dengan budaya Jawa sejak kecil, dengan belajar kepada Mas Ngabehi Mangoenwidjaja dari Wonogiri dan belajar di Kasunanan Surakarta. Setelah sempat bekerja di sebuah penerbit Tionghoa di Surakarta, ia pindah ke Kediri dan mendirikan perusahaan penerbitannya sendiri. Hingga ia meninggal, perusahaan tersebut menerbitkan setidaknya 279 karya yang ditulis oleh sejumlah penulis dan membahas berbagai topik. Putranya kemudian mengambil alih Boekhandel Tan Khoen Swie, tetapi perusahaan tersebut tidak dapat bertahan lama.
Sawega menulis bahwa nama Tan tetap sangat terkait dengan sastra populer di Indonesia pada awal abad ke-20. Namun, karena kurangnya dokumentasi mengenai terbitan Tan, pada tahun 2002, Pemerintah Kota Kediri pun membentuk sebuah tim untuk meneliti kehidupan dan karya Tan. Juru bicara dari tim tersebut menyatakan bahwa mereka berniat menjadikan bekas rumah Tan sebagai obyek wisata
ini buku babad yang menceritakan arti Mimpi, Gerhana Matahari, gempa bumi, dll. ditulis tahun 1929 menggunakan bahasa jawa kuno
buku ini sanggat langka sekali, karena selain tua, dicetak juga tidak banyak. buku juga masuk perpustakaan Ugm.
dengan anda membelinya, sama juga anda ikut melestarikan kebudayaan di indonesia
harga hanya 1 Juta
Tertarik???
hubungin : 089-999-26-779
siap kirim keluar kota