Dewasa ini, masyarakat Indonesia tengah gandrung batu permata. Tak ayal, pecinta batu permata terdiri dari berbagai kalangan: pengusaha, pedagang, pejabat, pelajar, dll. Bahkan, tidak sedikit pelajar Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah yang berburu batu permata yang diinginkannya. Dahulu, untuk mencari penjual batu permata terbilang tak mudah. Di samping itu, jenisnya pun tidak variatif. Kini, masyarakat tidak akan kesulitan bila mencari batu permata. Sebab, penjualnya makin menjamur dan jenisnya pun bermacam. Sebut saja pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta. Pasar ini menjadi pusat penjualan batu permata terbesar di Asia Tenggara. Dari sinilah mantan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo serta Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono berburu batu permata. Fauzi Bowo mengantongi Cat Eye (Chrysoberril) sebagai perhiasan cincinnya. Sementara batu Bacan menjadi pilihan SBY. Namun, batu permata yang paling dikenal di kalangan luas adalah Ruby, Zamrud, dan Safir yang dikenal dengan istilah Batu Mulia (BM). oleh karena itu, BM sering diburu para pecinta batu lantaran kemewahan dan keunikannya. Kate Middleton, mempelai Pangeran William, mengenakan cincin warisan Lady Di dengan batu permata Blue Safir Ceylon (Srilanka) saat royal wedding mereka diselenggarakan. Selain itu, Gubernur California, Amerika Serikat, yang juga aktor kondang Arnold Schwarzenegger, juga mengenakan batu safir ketika dinas. Seolah tak ingin ketinggalan, para pejabat di Indonesia pun marak menggunakan safir sebagai perhiasan untuk aksesoris jari itu. Akan tetapi, apa betul pejabat atau tokoh terkemuka di masa lampau juga menggunakan batu safir yang sekarang dikenal itu? untuk menelusuri sejarahnya, perlu menengok sejumlah referensi. Salah satunya, melalui Alkitab (Bible). Dalam sumber Alkitab online, disebutkan bahwa safir merupakan sejenis batu korundum yang keras dengan warna biru tua yang jernih. Batu ini adalah salah satu batu berharga ditutup (baca: dikenakan) di dada imam besar (disebut lazurit) dan menjadi dasar kota Yerusalem Baru di kitab Wahyu (Keluaran. 28:18; dan Wahyu. 21:19). Lebih lanjut, terdapat tafsiran Kitab Wahyu sebagai berikut:
“Orang Israel sangat menghargai batu-batu berharga sama seperti kita sekarang ini. Alkitab sering menghubungkan batu-batu berharga dengan arsitektur Bait Suci (II Taw. 3:6; 9:10), dan Rasul Yohanes melihat Yerusalem surgawi ‘dihiasi’ dengan bermacam-macam batu permata (Why. 21:19). Tukang emas pada zaman Alkitab menggunakan istilah-istilah yang tidak jelas untuk menggambarkan batu-batu berharga itu, dan hal ini menyebabkan sedikit kebingungan. Mereka dapat menamakan setiap permata keras sebagai sebutir ‘adamant’ atau batu amril, dan setiap permata yang bening sebagai ‘kristal’. Mereka mungkin saja mengganti nama permata-permata dengan warna yang sama. Atau mereka mungkin memakai nama-nama yang sudah tidak dipahami lagi. Jadi, ketika kita meneliti permata-permata dari Alkitab, kita harus mengakui bahwa masih ada tabir rahasia yang menyelubunginya.
Misalnya, Kel. 28:15-22 menggambarkan tutup dada yang dipakai oleh imam besar, dengan empat jajar batu berharga. Pada tiap permata terukir nama salah satu suku bangsa Israel, yang ‘diukirkan seperti meterai’ (ay. 21). Oleh sebab orang Israel tidak tahu bagaimana mengukir permata-permata yang paling keras, maka belum tentu tutup dada itu benar-benar bertahtakan batu intan, nilam, zamrud, dan topas. Kami merasa bahwa mungkin sekali istilah-istilah ini mengacu kepada batu-batu yang lebih lunak, seperti batu mirah, batu akik, krisolit, dan lazuardi.
Batu nilam sering disebut di Perjanjian Lama. Kilauan, keindahan, dan kekerasan batu nilam (safir) hampir sama dengan batu intan. Akan tetapi, para ahli Alkitab pada umumnya setuju, bahwa nilam yang biasa pada Zaman Alkitab adalah batu lazurit masa kini, suatu mineral biru tua yang tak tembus cahaya.’
Dewasa ini, masyarakat Indonesia tengah gandrung batu permata. Tak ayal, pecinta batu permata terdiri dari berbagai kalangan: pengusaha, pedagang, pejabat, pelajar, dll. Bahkan, tidak sedikit pelajar Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah yang berburu batu permata yang diinginkannya. Dahulu, untuk mencari penjual batu permata terbilang tak mudah. Di samping itu, jenisnya pun tidak variatif. Kini, masyarakat tidak akan kesulitan bila mencari batu permata. Sebab, penjualnya makin menjamur dan jenisnya pun bermacam. Sebut saja pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta. Pasar ini menjadi pusat penjualan batu permata terbesar di Asia Tenggara. Dari sinilah mantan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo serta Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono berburu batu permata. Fauzi Bowo mengantongi Cat Eye (Chrysoberril) sebagai perhiasan cincinnya. Sementara batu Bacan menjadi pilihan SBY.
BalasHapusNamun, batu permata yang paling dikenal di kalangan luas adalah Ruby, Zamrud, dan Safir yang dikenal dengan istilah Batu Mulia (BM). oleh karena itu, BM sering diburu para pecinta batu lantaran kemewahan dan keunikannya. Kate Middleton, mempelai Pangeran William, mengenakan cincin warisan Lady Di dengan batu permata Blue Safir Ceylon (Srilanka) saat royal wedding mereka diselenggarakan. Selain itu, Gubernur California, Amerika Serikat, yang juga aktor kondang Arnold Schwarzenegger, juga mengenakan batu safir ketika dinas. Seolah tak ingin ketinggalan, para pejabat di Indonesia pun marak menggunakan safir sebagai perhiasan untuk aksesoris jari itu. Akan tetapi, apa betul pejabat atau tokoh terkemuka di masa lampau juga menggunakan batu safir yang sekarang dikenal itu? untuk menelusuri sejarahnya, perlu menengok sejumlah referensi. Salah satunya, melalui Alkitab (Bible).
Dalam sumber Alkitab online, disebutkan bahwa safir merupakan sejenis batu korundum yang keras dengan warna biru tua yang jernih. Batu ini adalah salah satu batu berharga ditutup (baca: dikenakan) di dada imam besar (disebut lazurit) dan menjadi dasar kota Yerusalem Baru di kitab Wahyu (Keluaran. 28:18; dan Wahyu. 21:19). Lebih lanjut, terdapat tafsiran Kitab Wahyu sebagai berikut:
“Orang Israel sangat menghargai batu-batu berharga sama seperti kita sekarang ini. Alkitab sering menghubungkan batu-batu berharga dengan arsitektur Bait Suci (II Taw. 3:6; 9:10), dan Rasul Yohanes melihat Yerusalem surgawi ‘dihiasi’ dengan bermacam-macam batu permata (Why. 21:19).
BalasHapusTukang emas pada zaman Alkitab menggunakan istilah-istilah yang tidak jelas untuk menggambarkan batu-batu berharga itu, dan hal ini menyebabkan sedikit kebingungan. Mereka dapat menamakan setiap permata keras sebagai sebutir ‘adamant’ atau batu amril, dan setiap permata yang bening sebagai ‘kristal’. Mereka mungkin saja mengganti nama permata-permata dengan warna yang sama. Atau mereka mungkin memakai nama-nama yang sudah tidak dipahami lagi. Jadi, ketika kita meneliti permata-permata dari Alkitab, kita harus mengakui bahwa masih ada tabir rahasia yang menyelubunginya.
Misalnya, Kel. 28:15-22 menggambarkan tutup dada yang dipakai oleh imam besar, dengan empat jajar batu berharga. Pada tiap permata terukir nama salah satu suku bangsa Israel, yang ‘diukirkan seperti meterai’ (ay. 21). Oleh sebab orang Israel tidak tahu bagaimana mengukir permata-permata yang paling keras, maka belum tentu tutup dada itu benar-benar bertahtakan batu intan, nilam, zamrud, dan topas. Kami merasa bahwa mungkin sekali istilah-istilah ini mengacu kepada batu-batu yang lebih lunak, seperti batu mirah, batu akik, krisolit, dan lazuardi.
Batu nilam sering disebut di Perjanjian Lama. Kilauan, keindahan, dan kekerasan batu nilam (safir) hampir sama dengan batu intan. Akan tetapi, para ahli Alkitab pada umumnya setuju, bahwa nilam yang biasa pada Zaman Alkitab adalah batu lazurit masa kini, suatu mineral biru tua yang tak tembus cahaya.’
harga batu lapis lazuri ini hanya 300 ribu/ perbatu.
BalasHapusmohon maaf cincinya tidak dijual.. karena buat pakai sendiri.
Tertarik??
Hubungin : 089-999-26-779
ditunggu teleponnya, minimal sms deh
siap kirim keluar kota