Buku “Riwayat Sang Kala (A Brief History of Time)” merupakan buah karya dari Hawking soal riset-riset kosmologi yang dikemas dengan meniadakan persamaan matematika, kecuali hanya persamaan Enstein (E=MC2). Dalam buku ini, Hawking sangat menonjolkan hukum-hukum yang mengatur gravitasi, karena gravitasilah yang membentuk struktur skala-besar jagat raya, meskipun gravitas merupakan forsa yang terlemah di antara empat forsa.
Lubang hitam (Black Hole) lah akhir dari perjalanan itu. Lubang hitam adalah keadaan yang dihasilkan dari bintang runtuh, karena massanya terhisap oleh gaya gravitasinya yang begitu kuat sehingga tak satupun yang ada di atasnya berhasil lari dari jeratannya, sekalipun itu cahaya. Untuk memudahkannya mengenai awal-akhir jagat raya, mungkin bisa dikatakan: bermula dari titik dan akan kembali ke titik, dari tiada dan akan menuju ke tiada pula.
Tersisa pertanyaan apakah keruntuhan (lubang hitam) itu bersifat bersamaan atau hanya sebagaian di setiap galaksinya? Jika hanya sebagian saja, bagaimana dengan bintang yang lain, apakah ia akan berkembang terus tanpa tapal batas? Jika usulan ruang tanpa-tapal-batas itu benar, Tuhan tidak mempunyai kebebasan sama sekali dalam memilih kondisi (syarat) awal jagat raya. Tentu saja Tuhan masih mempunyai kebebasan untuk memilih hokum-hukum yang harus dipatuhi jagat raya.
Buku “Riwayat Sang Kala (A Brief History of Time)” merupakan buah karya dari Hawking soal riset-riset kosmologi yang dikemas dengan meniadakan persamaan matematika, kecuali hanya persamaan Enstein (E=MC2). Dalam buku ini, Hawking sangat menonjolkan hukum-hukum yang mengatur gravitasi, karena gravitasilah yang membentuk struktur skala-besar jagat raya, meskipun gravitas merupakan forsa yang terlemah di antara empat forsa.
BalasHapusLubang hitam (Black Hole) lah akhir dari perjalanan itu. Lubang hitam adalah keadaan yang dihasilkan dari bintang runtuh, karena massanya terhisap oleh gaya gravitasinya yang begitu kuat sehingga tak satupun yang ada di atasnya berhasil lari dari jeratannya, sekalipun itu cahaya. Untuk memudahkannya mengenai awal-akhir jagat raya, mungkin bisa dikatakan: bermula dari titik dan akan kembali ke titik, dari tiada dan akan menuju ke tiada pula.
Tersisa pertanyaan apakah keruntuhan (lubang hitam) itu bersifat bersamaan atau hanya sebagaian di setiap galaksinya? Jika hanya sebagian saja, bagaimana dengan bintang yang lain, apakah ia akan berkembang terus tanpa tapal batas? Jika usulan ruang tanpa-tapal-batas itu benar, Tuhan tidak mempunyai kebebasan sama sekali dalam memilih kondisi (syarat) awal jagat raya. Tentu saja Tuhan masih mempunyai kebebasan untuk memilih hokum-hukum yang harus dipatuhi jagat raya.
Buku ini sanggat bagus untuk dibaca...
harga hanya 150 ribu
Tertarik??
Hubungin: 089-999-26-779
ditunggu teleponnya, minimal sms deh
siap kirim ke luar kota