KERAJAAN OTTOMAN, atau KERAJAAN USMANI (1300-1922). Kerajaan Islam yang berpusat di Turki dan merupakan satu di antara tiga kerajaan Islam yang besar pada Abad Pertengahan, selain Kerajaan Safawi di Persia (Iran) dan Kerajaan Mogul di India. Dalam sejarah Islam, periode itu disebut juga Masa Tiga Kerajaan Besar.
Kerajan Ottoman didirikan oleh Usman, putra Artogrol. Artogrol adalah kepala suku Kayi di Asia Kecil yang datang ke Turki dan mendapat kepercayaan dari penguasa Salajikah, Alauddin Kaikobad, untuk menjadi panglima perangnya. Jabatan itu kemudian beralih kepada Usman setelah ia wafat. Sepeninggal Sultan Alauddin Kaikobad pada, tahun 1300, Usman mengambil alih kekuasaan dan sejak itu berdirilah Kerajaan Ottoman yang berlangsung selama kurang lebih tujuh abad. Sejak berdiri sampai runtuhnya, Kerajaan Ottoman dipimpin oleh 36 sultan
Usman sebagai sultan pertama lebih banyak mencurahkan perhatiannya kepada usaha-usaha untuk memantapkan kekuasaannya dan melindungi wilayahnya dari segala macam serangan, khususnya dari Bizantium yang memang mengancam hendak menyerang. Kemudian Orkhan, putra Usman, membentuk pasukan tangguh yang disebut Inkisyariah (Janissary) untuk membentengi kekuasaannya. Pada masa Orkhan dimulai upaya perluasan wilayah. Berturut-turut pasukan Inkisyariah (Janissary) dapat menaklukkan Broissa (Turki), Izmir (Asia Kecil), dan Ankara.
Ekspansi yang lebih besar terjadi pada masa Murad I. Di masa ini berhasil ditaklukkan Balkan, Andrianopel (sekarang bernama Edirne, Turki), Macedonia, Sofia (Bulgaria), dan seluruh wilayah Yunani. Melihat kemenangan yang diraih Murad I, kerajaan-kerajaan Kristen di Balkan dan Eropa Timur menjadi murka. Mereka lalu menyusun kekuatan yang terdiri atas Bulgaria, Serbia, Transsylvania (Rumania), Hongaria, dan Walacia (Rumania), untuk menggempur Kerajaan Ottoman. Meskipun Murad I tewas dalam pertempuran, kemenangan tetap di pihak Kerajaan Ottoman. Ekspansi berikutnya dilanjutkan oleh putranya, Bayazid I. Pada tahun 1391, pasukan Bayazid I dapat merebut benteng Philadelphia dan Gramania atau Kirman (Iran). Dengan demikian Kerajaan Ottoman secara bertahap tumbuh menjadi suatu kerajaan besar.
Kesuksesan Bayazid I kembali menimbulkan kegelisahan di daratan Eropa yang mengakibatkan Paus menyeru umat Kristen Eropa supaya mengangkat senjata. Dengan dipimpin oleh raja Hongaria Sijismond, mereka bergabung dengan tentara Perancis dan Jerman. Maka terjadilah pertempuran di Nicopolis (25 September 1396). Kerajaan Ottoman; berhasil memenangkan peperangan tersebut, sedangkan Eropa menerima kekalahan yang terparah.
Kerajaan Ottoman bangkit kembali pada masa pemerintahan Murad II. Di masanya ekspansi kembali dilanjutkan. Berturut-turut ia dapat menundukkan wilayah Venesia, Salonika, dan Hongaria. 1 Usaha Murad II diteruskan oleh putranya, Muhammad II. Ia dikenal dengan gelar al-Fatih (Sang I penakluk) karena pada masanya berlangsung ekspansi kekuasaan Islam secara besar-besaran. Kota penting yang berhasil ditaklukkan di masanya adalah Constantinopel (1453). Dengan demikian sempurnalah penaklukan Islam atas Kerajaan Romawi Timur yang dimulai sejak zaman Umar bin Khattab. Constantinopel dijadikan ibu kota kerajaan dan namanya diubah menjadi Istanbul (Takhta Islam). Kejatuhan Constantinopel memudahkan tentara Ottoman menaklukkan wilayah lainnya, seperti Serbia, Albania, dan Hongaria.
Seusai penaklukan Constantinopel yang bersejarah itu, Sultan Muhammad al-Fatih kembali kota Andrianopel, ibu kota Kerajaan Ottoman sebelum Constantinopel ditaklukkan, dan kemudian memerintahkan agar membangun kembali kota Constantinopel yang porak-poranda akibat gempuran tentara Islam. Meskipun kota ini telah ditaklukkan, Sultan Muhammad al-Fatih tetap memberi kebebasan beragama kepada penduduknya sebagaimana yang dilakukan pada masa penguasa Islam sebelumnya apabila mereka menduduki suatu wilayah. Bahkan, dalam tulisan Voltaire (filsuf Perancis) disebutkan bahwa Sultan Muhammad al-Fatih membiarkan orang-orang Kristen menentukan sendiri ketuanya. Setelah itu, ketua yang terpilih dilantik oleh Sultan.
Puncak kejayaan Kerajaan Ottoman dicapai pada pemerintahan Sulaiman la digelari al-Qa-nuni (Pembuat Undang-Undang) karena keberhasilannya membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Selain itu Sulaiman I juga bergelar Sulaiman Yang Agung. Pada masanya wilayah Ottoman meliputi Aljazair, Mesir, Hedzjaz, Armenia, Irak, Asia Kecil, Balkan, Bulgaria, Bosnia, Yunani, Hongaria, Rumania, dan tiga laut, yaitu Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam. Karena keluasan wilayahnya, Kerajaan Ottoman menjadi adi-kuasa ketika itu.
Ada lima faktor yang menyebabkan kesuksesan Kerajaan Ottoman dalam perluasan wilayah Islam. (1) Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan cita-cita memperoleh ganimah (harta rampasan perang). (2) Sifat dan karakter orang Turki yang selalu ingin maju dan tidak pernah diam serta gaya hidupnya yang sederhana, sehingga mudah digerakkan untuk tujuan penyerangan. (3) Semangat jihad dan ingin mengembangkan Islam. (4) Letak Istanbul yang sangat strategis sebagai ibu kota kerajaan juga sangat menunjang kesuksesan perluasan wilayah ke Eropa dan Asia. Istanbul terletak di antara dua benua dan dua laut, dan pernah menjadi piisat kebudayaan dunia, baik kebudayaan Macedonia, kebudayaan Yunani maupun kebudayaan Romawi Timur. (5) Kondisi kerajaan-kerajaan di sekitarnya yang kacau memudahkan Kerajaan Ottoman mengalahkannya.
Kerajaan Ottoman mulai melemah setelah wafatnya Sulaiman al-Qanuni. Sultan-sultan yang menggantikannya umumnya lemah dan tidak berwibawa. Penyebab lainnya adalah kehidupan mewah dan berlebih-lebihan di kalangan pembesar istana, sehingga banyak terjadi penyimpangan dalam keuangan negara.
Pada saat situasi dalani negeri semakin memburuk, negara-negara Eropa melancarkan serangan ke wilayah-wilayah yang dikuasai Kerajaan Ottoman. Misalnya, pada masa Sultan Salim II, Kerajaan Ottoman menderita kekalahan dari tentara sekutu Kristen Eropa dalam Perang Liponto. Lalu ketika pemerintahan dipegangoleh Sultan Ahmad I, tentara Austria melakukan penyerangan yang berlangsung selama lima belas tahun. Akhirnya, Austria dapat mengalahkan tentara Kerajaan Ottoman. Kekalahan ini memberi pukulan hebat bagi Kerajaan Ottoman dan membuat cahaya kebesaran Turki memudar di mata bangsa-bangsa Eropa. Akibatnya, upeti yang biasa dikirimkan oleh wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Turki di Eropa tidak lagi diberikan. Hal tni mengakibatkan perekonomian Kerajaan Ottoman melemah.
Pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim (1640-1648) suasana dalam negeri Kerajaan Ottoman menjadi semakin kacau. Para wanita (ibu suri dan permaisuri) turut campur dalam mengendalikan roda pemerintahan. Ibrahim adalah seorang sultan yang sangat lemah, sehingga ia hanya dijadikan boneka oleh wazirnya (perdana menteri) yang bernama Mustafa. Pada hakikatnya Mustafalah yang memegang tampuk kekuasaan. Akan tetapi, kepemimpinan Mustafa tidak mampu menenteramkan suasana, bahkan mengundang banyak permusuhan di kalangan pembesar istana. Permaisuri Ibrahim yang berkomplot dengan para pejabat yang terdiri atas keluarganya mampu menggulingkan Mustafa. Kerusuhan pun timbul di mana-mana. Kelompok Janissary (pasukan elite kerajaan) mengambil alih kekuasaan dan menurunkan Sultan Ibrahim. Sebagai gantinya diangkat Muhammad IV (1. 1642) yang ketika itu baru berusia tujuh tahun.
Untuk memulihkan keamanan dalam negeri, ibu Sultan Muhammad IV mengangkat Koprulu, seorang panglima Turki yang berpengalaman, menjadi wazir. Koprulu tidak hanya berhasil menguras masalah dalam negeri dengan baik, tetapi jaga dapat merebut kembali Pulau Lemnos dan Pulau Tonedos dari Venesia.
Dalam pada itu, wilayah Turki yang begitu luas justru menjadi beban bagi pemerintah Ottoman karena tidak seluruh wilayah dapat dikontrol dengan baik. Selain itu penduduk dari wilayah yang luas itu pun terdiri dari bermacam-macam bangsa yang mempunyai adat istiadatnya masing-masing. Di antara bangsa-bangsa yang berbeda itu sering terjadi konflik, terutama antara bangsa Arab dan bangsa Turki. Masing-masing menganggap derajatnya lebih tinggi dan lebih mulia daripada yang lainnya. Hal-hal seperti itu merupakan salah satu faktor yang melemahkan kekuasaan Ottoman, yang pada akhirnya membuat Ottoman mengalami kekalahan dalam peperangan melawan orang-orang Eropa. Selain kalah perang, Ottoman juga terpaksa menandatangani perjanjian yang isinya justru memojokkan pihak Ottoman.
Dulu penguasa Ottoman dapat mengalahkan tentara-tentara Eropa, tetapi kini mereka membiarkan wilayahnya dirampas oleh orang-orang Eropa. Perancis merebut Aljazair (1830) dan Tunisia (1881). Italia menduduki wilayah Ottoman di Afrika utara (1911). Inggris menguasai Mesir (1882) dan Irak (1917). Kesempatan ini juga digunakan oleh wilayah lain untuk melepaskan diri dari kekuasaan Ottoman, misalnya Rumania, Yunani, Bulgaria, Cyprus, Albania, dan Macedonia.
Pada tahun 1876 Sultan Abdul Hamid II naik takhta. Pemerintahannya bersifat absolut dan penuh kekerasan. Karena itu, timbul rasa tidak senang, baik di kalangan sipil maupun di kalangan militer. Gerakan-gerakan oposisi terhadap pemerintah absolut Sultan Abdul Hamid II inilah yang kemudian dikenal dengan nama Gerakan Turki Muda, dengan para pelopornya antara lain Ahmad Riza (1859-1931), Muhammad Murad (1853-1912), dan Pangeran Sahabuddin (1877-1948). Sementara kelompok militer semakin memperketat usaha mereka untuk menggulingkan Sultan dengan membentuk komite-komite rahasia, seperti Komite Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan. Salah seorang pemimpin komite itu adalah Mustafa Kemal yang kemudian populer dengan panggilan Kemal Ataturk (Bapa Bangsa Turki).
Pada tahun 1908 Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan dapat mendesak Sultan Abdul Hamid II untuk menghidupkan kembali Konstitusi 1876. Akibat desakan itu, pemilihan umum diadakan dan terbentuklah Parlemen Baru yang diketuai olah Ahmad Riza dari Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan. Di dalam parlemen baru itu, Turki Muda juga turut memegang kekuasaan.
Dalam perkembangan selanjutnya, Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan menyeret Ottoman ke dalam kancah Perang Dunia I dengan berpihak pada Jerman. Perang Dunia I berakhir dengan kekalahan pihak Jerman dan Turki. Akibatnya, Kabinet Turki Muda mengundurkan diri dan para pemimpinnya melarikan diri ke Eropa. Perdana meuteri yang baru, Ahmad Izzet Pasya, mencari perdamaian dengan pihak Sekutu yang memenangkan peperangan.
Sebagai pihak yang menang perang, tentara sekutu masuk dan menduduki bagian-bagian tertentu kota Istanbul. Sementara itu, Yunani dengan bantuan Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat hendak merampas kembali wilayah-wilayahnya dari Turki. Kehadiran tentara Sekutu dan Yunani menimbulkan amarah dan semangat rakyat Turki untuk mempertahankan tanah air mereka. Dalam suasana serupa inilah tampil Mustafa Kemal yang dengan gagah berani berjuang menyelamatkan Kerajaan Ottoman dari kehancuran total dan ekspansi Eropa.
Atas usaha Mustafa Kemal dapat dibentuk Majelis Agung pada tahun 1920 dan ia terpilih sebagai ketuanya. Setahun kemudian disusun konstitusi baru yang menjelaskan bahwa kedaulatan adalah milik rakyat.
Dari hari ke hari kedudukan Mustafa Kemal semakin kuat di mata rakyat. Dalam kedudukannya sebagai panglima dari semua pasukan yang ada di Turki Selatan, Mustafa Kemal membentuk pemerintahan tandingan di Anatolia, sebagai imbangan terhadap kekuasaan Sultan Abdul Majid II di Istanbul. Hal ini dilakukannya karena ia melihat Sultan sudah berada di bawah kekuasaan Sekutu.
Akhirnya, pada tahun 1922 Majelis Agung dibawah pimpinan Mustafa Kemal menghapuskan ja-batan sultan. Ia kemudian memproklamasikan Republik Turki pada tanggal 29 Oktober 1923. Pada tahun 1924 jabatan khalifah juga dihapuskan dan Abdul Madjid II, khalifah terakhir, diperintahkan meninggalkan Turki.
sumber : http://otodidact.blogspot.com/2008/02/kerajaan-ottoman-kerajaan-ottoman-atau.html
OTTOMAN DIMASA JAYANYA ADALAH SALAH SATU NEGARA TERBESAR DI DUNIA. WILAYAH KEKUASAANNYA MEMBENTANG DI BATAS ATAS BENUA EROPA, DAN ARFIKA.
OTTOMAN ADALAH SEBUAH NEGARA KEKAISARAN YANG TERKENAL KARENA BERHASIL MENAKLUKAN KONSTANTIONAL DAN MENGAKIRI RIWAYAT KEKASISARAN ROMAWI. DAN JUGA TERKENAL SEBAGAI NEGARA TENTARA TERKUAT DI DUNIA.
INI ADALAH UANG DARI KERAJAAN OTOMAN TERBUAT DARI BAHAN PERAK. "UKURAN UANG BESAR"
JADILAH SAKSI SEJARAH TENTANGKERAJAAN ISLAM TERBESAR DI DUNIA.
HARGA UANG TURKEY OTTOMAN HANYA 1.5 JUTA BERIKUT KAPSUL KOIN.
KERAJAAN OTTOMAN, atau KERAJAAN USMANI (1300-1922). Kerajaan Islam yang berpusat di Turki dan merupakan satu di antara tiga kerajaan Islam yang besar pada Abad Pertengahan, selain Kerajaan Safawi di Persia (Iran) dan Kerajaan Mogul di India. Dalam sejarah Islam, periode itu disebut juga Masa Tiga Kerajaan Besar.
BalasHapusKerajan Ottoman didirikan oleh Usman, putra Artogrol. Artogrol adalah kepala suku Kayi di Asia Kecil yang datang ke Turki dan mendapat kepercayaan dari penguasa Salajikah, Alauddin Kaikobad, untuk menjadi panglima perangnya. Jabatan itu kemudian beralih kepada Usman setelah ia wafat. Sepeninggal Sultan Alauddin Kaikobad pada, tahun 1300, Usman mengambil alih kekuasaan dan sejak itu berdirilah Kerajaan Ottoman yang berlangsung selama kurang lebih tujuh abad. Sejak berdiri sampai runtuhnya, Kerajaan Ottoman dipimpin oleh 36 sultan
Usman sebagai sultan pertama lebih banyak mencurahkan perhatiannya kepada usaha-usaha untuk memantapkan kekuasaannya dan melindungi wilayahnya dari segala macam serangan, khususnya dari Bizantium yang memang mengancam hendak menyerang. Kemudian Orkhan, putra Usman, membentuk pasukan tangguh yang disebut Inkisyariah (Janissary) untuk membentengi kekuasaannya. Pada masa Orkhan dimulai upaya perluasan wilayah. Berturut-turut pasukan Inkisyariah (Janissary) dapat menaklukkan Broissa (Turki), Izmir (Asia Kecil), dan Ankara.
Ekspansi yang lebih besar terjadi pada masa Murad I. Di masa ini berhasil ditaklukkan Balkan, Andrianopel (sekarang bernama Edirne, Turki), Macedonia, Sofia (Bulgaria), dan seluruh wilayah Yunani. Melihat kemenangan yang diraih Murad I, kerajaan-kerajaan Kristen di Balkan dan Eropa Timur menjadi murka. Mereka lalu menyusun kekuatan yang terdiri atas Bulgaria, Serbia, Transsylvania (Rumania), Hongaria, dan Walacia (Rumania), untuk menggempur Kerajaan Ottoman. Meskipun Murad I tewas dalam pertempuran, kemenangan tetap di pihak Kerajaan Ottoman. Ekspansi berikutnya dilanjutkan oleh putranya, Bayazid I. Pada tahun 1391, pasukan Bayazid I dapat merebut benteng Philadelphia dan Gramania atau Kirman (Iran). Dengan demikian Kerajaan Ottoman secara bertahap tumbuh menjadi suatu kerajaan besar.
Kesuksesan Bayazid I kembali menimbulkan kegelisahan di daratan Eropa yang mengakibatkan Paus menyeru umat Kristen Eropa supaya mengangkat senjata. Dengan dipimpin oleh raja Hongaria Sijismond, mereka bergabung dengan tentara Perancis dan Jerman. Maka terjadilah pertempuran di Nicopolis (25 September 1396). Kerajaan Ottoman; berhasil memenangkan peperangan tersebut, sedangkan Eropa menerima kekalahan yang terparah.
Kerajaan Ottoman bangkit kembali pada masa pemerintahan Murad II. Di masanya ekspansi kembali dilanjutkan. Berturut-turut ia dapat menundukkan wilayah Venesia, Salonika, dan Hongaria. 1 Usaha Murad II diteruskan oleh putranya, Muhammad II. Ia dikenal dengan gelar al-Fatih (Sang I penakluk) karena pada masanya berlangsung ekspansi kekuasaan Islam secara besar-besaran. Kota penting yang berhasil ditaklukkan di masanya adalah Constantinopel (1453). Dengan demikian sempurnalah penaklukan Islam atas Kerajaan Romawi Timur yang dimulai sejak zaman Umar bin Khattab. Constantinopel dijadikan ibu kota kerajaan dan namanya diubah menjadi Istanbul (Takhta Islam). Kejatuhan Constantinopel memudahkan tentara Ottoman menaklukkan wilayah lainnya, seperti Serbia, Albania, dan Hongaria.
BalasHapusSeusai penaklukan Constantinopel yang bersejarah itu, Sultan Muhammad al-Fatih kembali kota Andrianopel, ibu kota Kerajaan Ottoman sebelum Constantinopel ditaklukkan, dan kemudian memerintahkan agar membangun kembali kota Constantinopel yang porak-poranda akibat gempuran tentara Islam. Meskipun kota ini telah ditaklukkan, Sultan Muhammad al-Fatih tetap memberi kebebasan beragama kepada penduduknya sebagaimana yang dilakukan pada masa penguasa Islam sebelumnya apabila mereka menduduki suatu wilayah. Bahkan, dalam tulisan Voltaire (filsuf Perancis) disebutkan bahwa Sultan Muhammad al-Fatih membiarkan orang-orang Kristen menentukan sendiri ketuanya. Setelah itu, ketua yang terpilih dilantik oleh Sultan.
Puncak kejayaan Kerajaan Ottoman dicapai pada pemerintahan Sulaiman la digelari al-Qa-nuni (Pembuat Undang-Undang) karena keberhasilannya membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Selain itu Sulaiman I juga bergelar Sulaiman Yang Agung. Pada masanya wilayah Ottoman meliputi Aljazair, Mesir, Hedzjaz, Armenia, Irak, Asia Kecil, Balkan, Bulgaria, Bosnia, Yunani, Hongaria, Rumania, dan tiga laut, yaitu Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam. Karena keluasan wilayahnya, Kerajaan Ottoman menjadi adi-kuasa ketika itu.
Ada lima faktor yang menyebabkan kesuksesan Kerajaan Ottoman dalam perluasan wilayah Islam. (1) Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan cita-cita memperoleh ganimah (harta rampasan perang). (2) Sifat dan karakter orang Turki yang selalu ingin maju dan tidak pernah diam serta gaya hidupnya yang sederhana, sehingga mudah digerakkan untuk tujuan penyerangan. (3) Semangat jihad dan ingin mengembangkan Islam. (4) Letak Istanbul yang sangat strategis sebagai ibu kota kerajaan juga sangat menunjang kesuksesan perluasan wilayah ke Eropa dan Asia. Istanbul terletak di antara dua benua dan dua laut, dan pernah menjadi piisat kebudayaan dunia, baik kebudayaan Macedonia, kebudayaan Yunani maupun kebudayaan Romawi Timur. (5) Kondisi kerajaan-kerajaan di sekitarnya yang kacau memudahkan Kerajaan Ottoman mengalahkannya.
Kerajaan Ottoman mulai melemah setelah wafatnya Sulaiman al-Qanuni. Sultan-sultan yang menggantikannya umumnya lemah dan tidak berwibawa. Penyebab lainnya adalah kehidupan mewah dan berlebih-lebihan di kalangan pembesar istana, sehingga banyak terjadi penyimpangan dalam keuangan negara.
BalasHapusPada saat situasi dalani negeri semakin memburuk, negara-negara Eropa melancarkan serangan ke wilayah-wilayah yang dikuasai Kerajaan Ottoman. Misalnya, pada masa Sultan Salim II, Kerajaan Ottoman menderita kekalahan dari tentara sekutu Kristen Eropa dalam Perang Liponto. Lalu ketika pemerintahan dipegangoleh Sultan Ahmad I, tentara Austria melakukan penyerangan yang berlangsung selama lima belas tahun. Akhirnya, Austria dapat mengalahkan tentara Kerajaan Ottoman. Kekalahan ini memberi pukulan hebat bagi Kerajaan Ottoman dan membuat cahaya kebesaran Turki memudar di mata bangsa-bangsa Eropa. Akibatnya, upeti yang biasa dikirimkan oleh wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Turki di Eropa tidak lagi diberikan. Hal tni mengakibatkan perekonomian Kerajaan Ottoman melemah.
Pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim (1640-1648) suasana dalam negeri Kerajaan Ottoman menjadi semakin kacau. Para wanita (ibu suri dan permaisuri) turut campur dalam mengendalikan roda pemerintahan. Ibrahim adalah seorang sultan yang sangat lemah, sehingga ia hanya dijadikan boneka oleh wazirnya (perdana menteri) yang bernama Mustafa. Pada hakikatnya Mustafalah yang memegang tampuk kekuasaan. Akan tetapi, kepemimpinan Mustafa tidak mampu menenteramkan suasana, bahkan mengundang banyak permusuhan di kalangan pembesar istana. Permaisuri Ibrahim yang berkomplot dengan para pejabat yang terdiri atas keluarganya mampu menggulingkan Mustafa. Kerusuhan pun timbul di mana-mana. Kelompok Janissary (pasukan elite kerajaan) mengambil alih kekuasaan dan menurunkan Sultan Ibrahim. Sebagai gantinya diangkat Muhammad IV (1. 1642) yang ketika itu baru berusia tujuh tahun.
Untuk memulihkan keamanan dalam negeri, ibu Sultan Muhammad IV mengangkat Koprulu, seorang panglima Turki yang berpengalaman, menjadi wazir. Koprulu tidak hanya berhasil menguras masalah dalam negeri dengan baik, tetapi jaga dapat merebut kembali Pulau Lemnos dan Pulau Tonedos dari Venesia.
Dalam pada itu, wilayah Turki yang begitu luas justru menjadi beban bagi pemerintah Ottoman karena tidak seluruh wilayah dapat dikontrol dengan baik. Selain itu penduduk dari wilayah yang luas itu pun terdiri dari bermacam-macam bangsa yang mempunyai adat istiadatnya masing-masing. Di antara bangsa-bangsa yang berbeda itu sering terjadi konflik, terutama antara bangsa Arab dan bangsa Turki. Masing-masing menganggap derajatnya lebih tinggi dan lebih mulia daripada yang lainnya. Hal-hal seperti itu merupakan salah satu faktor yang melemahkan kekuasaan Ottoman, yang pada akhirnya membuat Ottoman mengalami kekalahan dalam peperangan melawan orang-orang Eropa. Selain kalah perang, Ottoman juga terpaksa menandatangani perjanjian yang isinya justru memojokkan pihak Ottoman.
Dulu penguasa Ottoman dapat mengalahkan tentara-tentara Eropa, tetapi kini mereka membiarkan wilayahnya dirampas oleh orang-orang Eropa. Perancis merebut Aljazair (1830) dan Tunisia (1881). Italia menduduki wilayah Ottoman di Afrika utara (1911). Inggris menguasai Mesir (1882) dan Irak (1917). Kesempatan ini juga digunakan oleh wilayah lain untuk melepaskan diri dari kekuasaan Ottoman, misalnya Rumania, Yunani, Bulgaria, Cyprus, Albania, dan Macedonia.
Pada tahun 1876 Sultan Abdul Hamid II naik takhta. Pemerintahannya bersifat absolut dan penuh kekerasan. Karena itu, timbul rasa tidak senang, baik di kalangan sipil maupun di kalangan militer. Gerakan-gerakan oposisi terhadap pemerintah absolut Sultan Abdul Hamid II inilah yang kemudian dikenal dengan nama Gerakan Turki Muda, dengan para pelopornya antara lain Ahmad Riza (1859-1931), Muhammad Murad (1853-1912), dan Pangeran Sahabuddin (1877-1948). Sementara kelompok militer semakin memperketat usaha mereka untuk menggulingkan Sultan dengan membentuk komite-komite rahasia, seperti Komite Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan. Salah seorang pemimpin komite itu adalah Mustafa Kemal yang kemudian populer dengan panggilan Kemal Ataturk (Bapa Bangsa Turki).
BalasHapusPada tahun 1908 Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan dapat mendesak Sultan Abdul Hamid II untuk menghidupkan kembali Konstitusi 1876. Akibat desakan itu, pemilihan umum diadakan dan terbentuklah Parlemen Baru yang diketuai olah Ahmad Riza dari Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan. Di dalam parlemen baru itu, Turki Muda juga turut memegang kekuasaan.
Dalam perkembangan selanjutnya, Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan menyeret Ottoman ke dalam kancah Perang Dunia I dengan berpihak pada Jerman. Perang Dunia I berakhir dengan kekalahan pihak Jerman dan Turki. Akibatnya, Kabinet Turki Muda mengundurkan diri dan para pemimpinnya melarikan diri ke Eropa. Perdana meuteri yang baru, Ahmad Izzet Pasya, mencari perdamaian dengan pihak Sekutu yang memenangkan peperangan.
Sebagai pihak yang menang perang, tentara sekutu masuk dan menduduki bagian-bagian tertentu kota Istanbul. Sementara itu, Yunani dengan bantuan Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat hendak merampas kembali wilayah-wilayahnya dari Turki. Kehadiran tentara Sekutu dan Yunani menimbulkan amarah dan semangat rakyat Turki untuk mempertahankan tanah air mereka. Dalam suasana serupa inilah tampil Mustafa Kemal yang dengan gagah berani berjuang menyelamatkan Kerajaan Ottoman dari kehancuran total dan ekspansi Eropa.
Atas usaha Mustafa Kemal dapat dibentuk Majelis Agung pada tahun 1920 dan ia terpilih sebagai ketuanya. Setahun kemudian disusun konstitusi baru yang menjelaskan bahwa kedaulatan adalah milik rakyat.
Dari hari ke hari kedudukan Mustafa Kemal semakin kuat di mata rakyat. Dalam kedudukannya sebagai panglima dari semua pasukan yang ada di Turki Selatan, Mustafa Kemal membentuk pemerintahan tandingan di Anatolia, sebagai imbangan terhadap kekuasaan Sultan Abdul Majid II di Istanbul. Hal ini dilakukannya karena ia melihat Sultan sudah berada di bawah kekuasaan Sekutu.
Akhirnya, pada tahun 1922 Majelis Agung dibawah pimpinan Mustafa Kemal menghapuskan ja-batan sultan. Ia kemudian memproklamasikan Republik Turki pada tanggal 29 Oktober 1923. Pada tahun 1924 jabatan khalifah juga dihapuskan dan Abdul Madjid II, khalifah terakhir, diperintahkan meninggalkan Turki.
sumber : http://otodidact.blogspot.com/2008/02/kerajaan-ottoman-kerajaan-ottoman-atau.html
OTTOMAN DIMASA JAYANYA ADALAH SALAH SATU NEGARA TERBESAR DI DUNIA. WILAYAH KEKUASAANNYA MEMBENTANG DI BATAS ATAS BENUA EROPA, DAN ARFIKA.
BalasHapusOTTOMAN ADALAH SEBUAH NEGARA KEKAISARAN YANG TERKENAL KARENA BERHASIL MENAKLUKAN KONSTANTIONAL DAN MENGAKIRI RIWAYAT KEKASISARAN ROMAWI. DAN JUGA TERKENAL SEBAGAI NEGARA TENTARA TERKUAT DI DUNIA.
INI ADALAH UANG DARI KERAJAAN OTOMAN TERBUAT DARI BAHAN PERAK. "UKURAN UANG BESAR"
JADILAH SAKSI SEJARAH TENTANGKERAJAAN ISLAM TERBESAR DI DUNIA.
HARGA UANG TURKEY OTTOMAN HANYA 1.5 JUTA BERIKUT KAPSUL KOIN.
SALAM: BUDAYA
TERTARIK???
HUBUNGIN 089-999-26-779
DITUNGGU TELEPONNYA, MINIMAL SMS DEH
SIAP KIRIM KE LUAR KOTA