Buku ini mengisahkan bagaimana Cudi, panggilan akrab Rusdy Mastura berusaha mengentaskan kemiskinan di Palu, dimana sebagian dari mereka adalah para keluarga korban Pelanggaran HAM Peristiwa 1965-1966. Menurutnya, jika tidak ada bingkai politik, Cudi yakin banyak masyarakat sekitar yang mau peduli kepada mereka dan membantunya terangkat dari kemiskinan. Akan tetapi, karena ada stigma membabi buta, siapa yang dekat dengannya akan ketularan rempahan stigmanya, maka muncul ketakutan. Siapa pun yang mendekatinya (menolongnya) takut dianggap komunis, dan sebagainya. Sudah banyak buktinya, sampai lahir istilah “Komunis Gaya Baru” untuk mereka yang berusaha “menolong”. Mengenaskan. Nah, untuk menghilangkan itu, Cudi melakukan langkah yang cederung “berani”.
Buku ini mengisahkan bagaimana Cudi, panggilan akrab Rusdy Mastura berusaha mengentaskan kemiskinan di Palu, dimana sebagian dari mereka adalah para keluarga korban Pelanggaran HAM Peristiwa 1965-1966. Menurutnya, jika tidak ada bingkai politik, Cudi yakin banyak masyarakat sekitar yang mau peduli kepada mereka dan membantunya terangkat dari kemiskinan. Akan tetapi, karena ada stigma membabi buta, siapa yang dekat dengannya akan ketularan rempahan stigmanya, maka muncul ketakutan. Siapa pun yang mendekatinya (menolongnya) takut dianggap komunis, dan sebagainya. Sudah banyak buktinya, sampai lahir istilah “Komunis Gaya Baru” untuk mereka yang berusaha “menolong”. Mengenaskan. Nah, untuk menghilangkan itu, Cudi melakukan langkah yang cederung “berani”.
BalasHapusHarga hanya 60 ribu
buku masih segel
Tertarik??
Hubungin : 089-999-26-779
Siap kirim keluar kota