Rabu, 12 Juni 2019

NASKAH KUNO BALI

1 komentar:

  1. KESUSASTRAAN Bali dipengaruhi teks Jawa Kuno berdasarkan cerita epos dari India, yaitu Ramayana dan Mahabharata. Pengaruh itu tidak terlepas dari penetrasi budaya Jawa dan India di akhir abad ke-10 dan 16. Di akhir abad 19, Bali juga mengenal agama Islam dari Jawa (Blambangan), Lombok (Sasak), dan Sulawesi (Bugis).

    Pada tahun 1840, pakar kesusastraan Bali dan sarjana-sarjana Belanda tinggal bersama dengan penggiat kesusastraan Bali, yang kemudian membagi genre kesusastraan Bali yaitu weda, agama, wariga, itihasa, babad, dan tantri.

    Lalu, di tahun 1928, muncul sebuah yayasan yang menyimpan koleksi naskah Bali bernama Lontar Foundation Kirtya Liefrinck-Van der Tuuk di Singaraja bagian Buleleng. Nama di belakang adalah nama sarjana Belanda yyang menetap di Bali yaitu F.A. Liefrinck (1853-1927) dan H.N Van der Tuuk (1824-1894).

    Lontar menjadi sebuah naskah ketika menjadi satu, dengan ukuran yang sama, digabung layaknya seperti buku. Lontar dengan lidinya yang belum dibuang diberi tali sepanjang 10 sentimeter (cm) untuk menyatukan semuanya. Tali yang mengikat lembaran lontar menjadi naskah disebut nyuluh.

    Ukuran naskah lontar yang akan ditulis ternyata mempengaruhi jenis teksnya. Hinzler menerangkan, teks yang berisi Kidung dan Kakawin dengan versi puisi Jawa misalnya Kidung Malat, ditulis di atas lontar yang berukuran panjang 40-62 cm dan lebar 3,5-4 cm. Sedangkan yang berjenis Kakawin misalnya Ramayana dan Mahabrata, berbentuk parwa (prosa).

    ini adalah naskah kuno yg berisikan Ramayana Dan Mahabrata...

    harga naskah kuno ini hanya 1 Juta

    Tertarik??

    Hubungin : 089-999-26-779

    ditunggu teleponnya, minimal sms deh

    siap kirim ke luar kota

    BalasHapus