Rabu, 01 Oktober 2014

SEJARAH UANG 1000 GAJAH DAN 500 MACAN YG BIKIN HEBOH TH 1959

3 komentar:

  1. Pada Senin siang tanggal 24 Agustus 1959, tepat setelah selesainya rapat Kabinet Kerja I yang dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno dan Menteri Pertama Ir. Djuanda Kartawidjaja yang diselenggarakan di Bogor, kekacauan langsung timbul di seluruh kota besar di Indonesia.

    Bagaimana tidak, hasil dari rapat tersebut yang diumumkan melalui radio RRI oleh Menteri Muda Penerangan Maladi pada pukul 14.30, memutuskan untuk menurunkan jumlah uang beredar dengan cara memotong 2 uang kertas yang memiliki nilai pecahan terbesar saat itu, yaitu Rp.500 (macan) dan Rp.1000 (gajah) menjadi tinggal 10% nya saja. Macan yang semula mempunyai nilai Rp.500 berubah menjadi Rp.50 sedangkan gajah yang semula Rp.1.000 berubah menjadi Rp.100. Dan pemotongan ini tidak terjadi dengan nominal2 yang lebih kecil. Sekedar informasi gaji pegawai negeri waktu itu berkisar diangka 150-400 rupiah per bulan.

    Karena peraturan ini baru efektif keesokan harinya (25 Agustus 1959 jam 6 pagi waktu Jawa) dan informasi tentang hal ini belum tersebar secara merata, maka masyarakat menjadi super kacau. Mereka yang mendengar dan mengetahui hal ini berlomba-lomba membelanjakan uang macan dan gajahnya, bank-bank diserbu untuk menukarkan uang macan dan gajahnya dengan pecahan yang lebih kecil, toko sembako, toko emas, toko apapun yang buka semua diserbu pembeli.

    Pada mulanya para pemilik toko merasa kegirangan barang jualannya laris manis diserbu pembeli, tetapi lama kelamaan merekapun sadar, mengapa uang yang mereka terima hanya lembaran macan dan gajah saja? Kemana pecahan lainnya? Dan akhirnya setelah mendengar dari teman atau keluarga yang mengetahui peristiwa ini maka secara serentak mereka menutup toko-tokonya. Mendadak saja pusat2 perbelanjaan dan pertokoan menjadi sepi. Semua toko tutup dan pemiliknya juga ikut-ikutan membelanjakan uang macan dan gajahnya ke daerah-daerah yang agak terpencil. Akibatnya penduduk di pedesaan yang kena getahnya, sapi, kambing bahkan beras mereka diborong oleh orang kota, dan semuanya memakai uang macan dan gajah.

    Kepanikan seperti ini terus terjadi sampai saat mulai diberlakukannya peraturan tersebut pukul 6.00 esok paginya. Masyarakat tidak mau memegang uang macan dan gajah, mereka berlomba2 membelanjakannya atau menukarkannya ke bank. Sewaktu hari masih siang, kurs di bank masih sama, beberapa jam sesudahnya kurs tinggal 50%, dan terus merosot menjadi 30%, 20% dan akhirnya tepat jam 6 pagi tanggal 25 Agustus 1959 kurs tinggal 10% saja.

    Akibat dari peristiwa ini punahlah sebagian besar populasi macan dan gajah di tanah air kita, uang-uang yang telah masuk ke bank sudah barang tentu tidak akan diedarkan lagi, yang tersisa hanyalah yang berada di tangan masyarakat pedesaan yang tidak mengerti apa2. Tidak heran saat ini kedua jenis uang tersebut sangat sukar ditemukan, jangankan yang berkondisi prima, yang jelekpun sudah sulit sekali ditemukan.


    NB:

    DI BLOG INI ADA BEBERAPA UANG 1000 GAJAH SATU HURUF DAN ADA 1 YG MASUK TAHUN 1959.
    KEREN BANGET... BORONG AJA SEMUANYA...

    MUMPUNG MASIH ADA

    BalasHapus
  2. gara-gara uang ini banyak orang yg tadinya kaya-raya menjadi jatuh miskin.,...

    skrg uang ini menjadi SANGGAT LANGKA SEKALI. DAN SETIAP TAHUN MENGALAMI KENAIKAN LUAR BIASA....

    AYO DIBELI... BORONG AJA SEMUA 1000 GAJAH DAN 500 MACAN..

    KAPAN LAGI DAPAT BARANG KAYA BEGINI???


    HUBUNGIN 089-999-26-779

    DITUNGGU TELEPONNYA, MINIMAL SMS DEH

    BalasHapus